JAKARTA - Koran Jabar, BPJS Hadiri Pertemuan Jaminan Sosial Sedunia BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan menekankan perluasan kepesertaan tenaga kerja sektor informal di forum dunia. Keduanya hadir dalam Konferensi International Social Security Association (ISSA) yang digelar tiga tahun sekali digelar di Panama, Amerika Tengah yang dihadiri 1.000 delegasi dari 155 negara.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, dan anggota Dewan Pengawas, Eko Darwanto, hadir mewakili BPJS Ketenagakerjaan bersama dengan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris dan ketua Dewan Pengawas Chairul Radjab Nasution.
Agus akan bertindak sebagai moderator dalam diskusi dan juga panelis, terkait perluasan cakupan kepesertaan sektor informal serta dampak jaminan sosial terhadap pasar tenaga kerja. Sementara Fachmi bertindak sebagai panelis terkait Health and Long-term Care.
Agus menyampaikan saat ini ada 10 tantangan terbesar yang dihadapi sistem jaminan sosial di seluruh dunia. Antara lain perluasan cakupan kepesertaan kepada seluruh penduduk, kesenjangan kualitas hidup antar generasi, penduduk yang menua (ageing population), dan kesempatan kerja untuk angkatan muda.
Berikutnya ialah struktur pasar tenaga kerja di era ekonomi digital, kualitas kesehatan, risiko atas fenomena alam yang semakin ekstrim, perlindungan kepada tenaga kerja migran, transisi pemanfaatan teknologi dan ekspektasi publik yang semakin tinggi.
“Sepuluh tantangan yang disampaikan dalam konferensi sangat relevan dengan kondisi yang dihadapi bangsa Indonesia. Namun kami telah mempersiapkan rencana dan langkah-langkah kedepan yang akan dilakukan BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap Agus di Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Berdasarkan data yang disampaikan Presiden ISSA, Frank Errol Stoove, jaminan sosial merupakan hak asasi seluruh penduduk di dunia, namun sangat disayangkan hingga saat ini ada 73% penduduk dunia belum mendapatkan akses jaminan sosial. Sebagian besar penduduk yang kurang beruntung tersebut berada di negara-negara berkembang.
Dia menyatakan tantangan terbesar ada pada perluasan cakupan kepesertaan tenaga kerja yang bekerja pada sektor informal. Stoove menambahkan, bahwa jaminan sosial merupakan pilar untuk mewujudkan kestabilan sosial, keadilan dan martabat manusia yang sejahtera.
BPJS Ketenagakerjaan, kata Agus, akan memberikan sumbangsih terbaik untuk mengembangkan jaminan sosial khususnya ketenagakerjaan, sekaligus mengentaskan kemiskinan dan berkontribusi pada pembangunan perekonomian negara serta menciptakan manusia yang berkualitas. ***RED
No comments:
Write komentar